Filsafat Lao Zi mencakup segala hal di dunia, luas, tidak berubah. Ia bertahan dalam suka maupun duka. Jika menghadapi kendala, ia tidak bimbang tapi mempelajarinya dan terus maju. Lao Zi menentang materialisme dan menganjurkan kehidupan spiritual. Dia menentang kepalsuan dan menganjurkan kebaikan alami.
Selama berabad-abad, masyarakat umumnya menganggap bahwa, “Manusia harus menunjukkan, kuat dan tidak lemah, pandai dan tidak bodoh.” Namun tidak begitu bagi Lao Zi, menurutnya “Manusia harus menunjukkan kelembutan dan tidak kaku, terus terang dan tidak licik, mempunyai motif atau keinginan; tidak egois dan merendah, serta berpikiran jernih alami.”
Umumnya orang percaya bahwa bersikap kaku itu baik, tapi menurut Lao Zi yang keras akan rapuh, mudah retak dan yang lunak akan bertahan.
Contohnya, apa yang paling keras dan paling lunak dalam badan Anda? Gigi yang paling keras dan lidah yang paling lunak. Pada usia renta semua gigi akan hilang, tetapi lidah masi tetap sempurna. Apakah pohon besar lebih kuat daripada rumput? Bila ada angin topan, pohon besar itu tumbang, namun rumput tetap utuh.
Angin tidak berbentuk, namun ia bisa merobohkan gedung dan pohon.
Air bisa berwujud apa pun. Bisa menembus celah dan membentuk gunung. Ini berarti, sesuatu yang keras tidak selamanya kuat dan yang lunak memang betul-betul kuat !
Banyak orang berpendapat pandai itu baik, padahal orang paling arif terlihat bodoh.
Orang kaya biasanya menutupi kekayaannya, sebaliknya orang yang pakai kalung dan cincin emas di semua jari, dan semua giginya emas, mungkin rumahnya kosong.
Jikalau ingin hidup benar, kumpulkanlah semua energy mental dan fisik. Jangan dipakai untuk hal yang tidak layak. Seseorang jangan berpura-pura arif dan sukses. Pengetahuan yang dangkal akan bermuara pada kegagalan. Lao Zi berpendapat untuk menjadi lembut, seseorang harus rendah hati, mengalah, arif dan memahami arti hidup. Pikiran sederhana mencegah rasa sombong. Segalanya sesuai dengan alam.
Dua Pesan Lao Zi kepada Confucius :
1. “Sebagian besar yang Anda pelajari adalah ajaran nenek moyang. Mereka semua sudah mati, bahkan tulang-tulangnya sudah rusak, maka Anda jangan terlalu serius menerimanya.”
2. “Orang berbudi tinggi biasanya bersahaja. Sebaiknya kita basmi keangkuhan dan kesombongan dan berhenti berkhayal. Itu akan bermanfaat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar