TREND BERITA - KEBAJIKAN ( DE 德 ), BERITA TERKINI, BERITA HEBOH, BERITA SPORTS

KEBAJIKAN ( DE 德 ), BERITA TERKINI, BERITA HEBOH, BERITA SPORTS, RESEP MAKANAN, BERITA SEPAKBOLA, KHUSUS 18+

" target="_blank">

Breaking

 kaskus

Kamis, 15 Juni 2017

Persiapan Piala Dunia, Rusia Diduga Eksploitasi Pekerja

TREND BERITA, Moscow - Rusia sedang menjadi sorotan publik dunia. Hal ini terkait dengan persiapan mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Negara tersebut diduga melakukan eksploitasi dan tindak kekerasan terhadap buruh.

Dilansir dari Reuters, buruh-buruh yang bekerja pada proyek pembangunan stadion dan fasilitas untuk Piala Dunia 2018 ini mengaku telah mengalami intimidasi dan pelanggaran hak. Organisasi pengawasan hak asasi manusia dunia, Human Rights Watch (HRW) merilis laporan tentang eksploitasi buruh tersebut. 
"Para pekerja konstruksi pembangunan stadion Piala Dunia menghadapi eksploitasi dan kekerasan.  FIFA hingga kini belum menunjukkan pengawasan yang efektif, pencegahan, dan komitmen untuk memperbaiki hal ini," ujar Direktur Eropa dan Asia Tengah HRW, Jane Buchanan.

Risiko kerja dan tekanan yang tinggi.
Dalam investigasi pada hari Rabu (13/6) lalu, HRW menemukan fakta tentang pekerja konstruksi di stadion Piala Dunia yang menghadapi eksploitasi dan pelecehan. Dalam laman resminya, HRW menyatakan bahwa puluhan ribu pekerja yang sedang membangun stadion dan infrastruktur Piala Dunia sering menghadapi eksploitasi.

Masalah-masalah lain yang harus dihadapi pekerja konstruksi adalah upah yang tidak dibayar, keterlambatan pembayaran, risiko kerja yang tinggi, dan tidak adanya kontrak kerja yang jelas. Serikat pekerja global, Building and Wood Workers International melalui HRW melaporkan setidaknya ada 17 kasus kematian pekerja di lokasi stadion Piala Dunia. Tentunya sangat memprihatinkan.

Selain itu, mereka juga mengalami ancaman jika mengeluhkan tentang kondisi kerja. Sebagai contoh adalah ketika ratusan pekerja melakukan aksi mogok yang memprotes praktrik perburuhan di kota Rostov-on-Don. Buntutnya, pihak berwenang menangkap dan mendeportasi puluhan pekerja migran dari Uzbekistan dan Tajikistan yang berpartisipasi dalam aksi mogok.

Contoh lain yang ditemukan HRW adalah eksploitasi yang dialami oleh pekerja konstruksi stadion di Sochi. Dalam pengerjaan kompleks Stadion Sochi, HRW menemukan pekerja-pekerja yang tidak dibayar oleh kontraktor yang nilainya mencapai $ 8,3 juta. Selain itu, perlakuan lain yang diterima pekerja adalah hukuman bagi pekerja yang mengeluh, tidak adanya pekerjaan yang jelas.

HRW minta pelanggaran ketenagakerjaan diakhiri.
HRW menyerukan kepada pemerintah Rusia untuk mengakhiri pelanggaran hak pekerja di sektor kontruksi dan menindak tegas pelaku pelanggaran. Pihak berwenang juga harus menahan diri untuk tidak menghukum pekerja secara sewenang-wenang.

HRW juga telah mendesak FIFA untuk melakukan transparansi terkait semua aspek program dan pemantauan kondisi tenaga kerja selama bekerja. Tentunya hal ini untuk memastikan kredibilitas, akuntabilitas, dan hak-hak pekerja agar dapat dipenuhi. Namun, supaya lebih kredibel, FIFA perlu memberikan informasi rinci tentang temuan-temuan yang ada di lapangan. Jika ada, mereka harus terbuka dan menunjukkan keberpihakannya dalam perlindungan yang berarti bagi pekerja.

Tanggapan FIFA.
Sebaliknya, FIFA menyayangkan HRW yang tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu. Namun demikian, mereka mengaku akan berkomitmen untuk terus memantau perkembangan masalah ini. FIFA juga menegaskan bahwa tanggung jawab perlindungan hak tenaga kerja di Rusia sepenuhnya berada di pemerintah setempat.

Walaupun begitu, FIFA bersikeras bahwa laporan itu tidak sesuai dengan temuan mereka.  Pada dasarnya, FIFA telah bekerja sama dengan otoritas sepakbola Rusia dan beberapa serikat buruh lokal dalam hal pengawasan pekerjaan stadion sejak tahun 2016. Menurut FIFA, permasalahan tenaga kerja sudah berkurang hingga 72% sejak dimulainya program pemantauan tersebut.

Dalam melakukan investigasinya aktivis HRW, Semyon Simonov sempat ditangkap dan diinterogasi pihak berwenang dengan tuduhan melakukan liputan tanpa ijin. Simonov akhirnya dilepaskan setelah tidak ditemukan bukti-bukti pelanggaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar