"Makanan dihangatkan harusnya cukup hanya sekali, kalau sudah berkali-kali itu sumber protein pasti akan rusak kandungannya dan mengalami pengurangan kandungan gizi," kata Leni, Senin (26/6/2017).
Lebih lanjut Leni menjelaskan, alasan rusak dan berkurangnya kandungan protein pada makanan terjadi karena proses memasak dengan panas tinggi dan proses pemanasan berulang. Misalnya saja pada santan, kata Leni santan merupakan lemak nabati dan ketika konsumsi berlebihan, apalagi sudah pemanasan berkali-kali akan berdampak negatif bagi kesehatan.
"Seperti halnya minyak, asam lemak berlebih tentunya akan berdampak pada kesehatan," sambung Leni.
Dia menjelaskan, energi yang paling banyak dihasilkan adalah dari lemak, sehingga jika kita menimbun lemak yang mengandung sembilan kalori, dibanding zat gizi dari karbohidrat dan protein yang hanya mengandung empat kalori, konsumsi yang berlebih akan berdampak pada energi berlebih juga pada tubuh. Dampak paling umum yang dihasilkan yakni kolestrol dan kelebihan berat badan.
"Makanya banyaknya kejadian, ketika berhasil menurunkan berat badan pada saat puasa, dua hari Lebaran berat badannya kembali lagi," ujar Leni.
Maka dari itu Leni sarankan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bersantan dengan jumlah secukupnya, tidak dipanaskan berulang-ulang dan menyeimbangkan asupan makanan. Menyeimbangkan asupan makanan bisa dilakukan dengan menambah asupan-asupan buah segar serta sayur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar